2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1


PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI




Salam dan Bahagia.
Berikut merupakan artikel untuk Koneksi Antar Materi - Modul 2.1 pada materi Pembelajaran Berdiferensiasi.

I. Kesimpulan tentang  pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.

    Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.Pembelajaran berdiferensiasi sangat panting dilaksanakan di kelas, sehingga guru dapat memberikan pembalajaran yang memang sesuai dan dibutuhkan oleh masing-masing murid.
        Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. 
Keputusan-keputusan yang dilaksanakan didalam kelas harus benar-benar memperhatikan murid, harus terkait dengan:
  1. Bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi dan memberikan pengarahan bahwa setiap murid akan selalu ada dukungan  di sepanjang prosesnya.
  2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Guru dan murid harus memahami betul tentang inti dari kurikulum yang dilaksanakan.
  3. Penilaian berkelanjutan. Informasi digunakan untuk membuat keputusan pembelajaran berikutnya.
  4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Respon ini dilaksanakan untuk menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid.
  5. Manajemen kelas yang efektif. Prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas agar pembelajaran di kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
        Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.
Ketiga aspek tersebut adalah:

1. Kesiapan belajar (readiness) murid
        Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
       Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya:
  1. Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar;
  2. Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran;
  3. Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka, dan;
  4. Meningkatkan motivasi murid untuk belajar
2. Minat murid
    Beberapa ide yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan minat diantaranya misalnya:
  1. Meminta murid untuk memilih apakah mereka ingin mendemonstrasikan pemahaman dengan menulis lagu, melakukan pertunjukan atau menari.
  2. Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran kooperatif.
  3. Menggunakan strategi investigasi kelompok berdasarkan minat.
  4. Membuat kegiatan “sehari di tempat kerja”. Murid diminta mempelajari bagaimana sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mereka boleh memilih profesi yang sesuai minat mereka.
  5. Membuat model.
3. Profil belajar murid
        Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll.
        Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Penting juga untuk diingat bahwa kebanyakan orang lebih suka kombinasi profil. Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan:
  1. Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya.
  2. Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
  3. Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator).
  4. Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik).
  5. Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
II. Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal.

        Sebagai guru harus memahami ketiga hal tersebut. Murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Selanjutnya tugas-tugas harus dapat memicu keingintahuan dalam diri seorang murid (minat), dan memberikan kesempatan murid untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).
        Ada beberapa strategi yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran Diferensiasi yaitu :
  1. Diferensiasi Konten : Apa yang kita ajarkan pada murid . Konten dapat dibedakan : kesiapan, minat, profil belajar murid, atau kombinasi.
  2. Diferensiasi Proses : Proses bagaimana murid memahami informasi atau materi yang dipelajari. Bagaimana cara nya dan Proses bagaimana murid belajar mandiri atau kelompok, jumlah bantuan yang diberikan, siapa yang harus diberikan bantuan pada skenario pembelajaran hal ini harus di rancang.
  3. Diferensiasi Produk : Tagihan apa yang diharapkan murid, produk yang berbentuk wujudnya, misal tulisan, presentasi, diagram, tarian, lagu dan sebagainya, yang mencerminkan pemahaman murid dan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

III. Keterkaitan dengan Modul Sebelumnya

        Modul 1.1 Sesuai dengan pemikiran KHD guru ibarat petani yang merawat tanaman sesuai dengan kebutuhannya agar tumbuh dengan subur. Guru menuntun murid untuk dapat berkembang sesuai dengan kodrat masing-masing agar mereka tumbuh menjadi insan yang mandiri dan bahagia.
    Sesuai dengan Modul 1.2 dan 1.3.Peran dan Visi Guru Penggerak Sebagai Agen Transformasi , menjadi pemimpin pembelajaran dengan Membuat Pemetaan Kebutuhan Belajar Murid sesuai dengan Manajemen BAGJA menggali kekuatan yang dimiliki siswa untuk meraih mimpi yaitu mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dengan melibatkan guru, kepala sekolah, orang tu murid dan pihak lain. Menerapkan Budaya Positif sesuai dengan modul 1.4. agar Terwujud Pelajar Merdeka yang Bahagia. Menciptakan murid yang memiliki karakter yang diterapkan sepanjang hayat.




        Demikianlah tugas modul 2.1.a.9 tentang koneksi antar materi modul pembelajaran berdiferensiasi. Semoga bermanfaat.

Salam dan Bahagia.

Nurdiyati
CGP Angkatan 2 Kabupaten Temanggung

Fasillitator : Ibu Istinganah,  M.Pd
Pengajar Praktik : Bapak Darmadi, M.Pd


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas 3 - 1.1.a.5.1. Mendesain Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Pembekalan CPP Angkatan 8 Gelombang 2

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.1